Persahabatan Gadis "Batik Gedog"
Posted by : Ahmad Mu'azim Abidin on :Kamis, 22 Agustus 2013 1 comments
Hembusan udara dipagi hari begitu lembut membelai nadi, tetes embun tampak segar membasahi dedaunan, membuat suasanya begitu menyenangkan hati siapa saja yang bersiap menjalankan rutinitasnya sehari-hari. Tak terkecuali Nayla, seorang siswi salah satu SMA di Kabupaten Tuban...
Sedikit pembukaan dari cerpen berjudul asli "Persahabatan Seorang Gadis Batik Gedog" yang mengambil tema mainstream yaitu persahabatan beberapa remaja putri dan seorang remaja putra yang ditakdirkan belajar pada satu kelas disekolah SMA yang sama. SMAN 36 Tuban kelas XI-IPA. Cerita persahabatan SMAN yang mainstream pada cerpen "Persahabatan Seorang Gadis Batik Gedog" dikisahkan dengan alur cerita yang agak berbeda karena "efek" dari tema "Batik Gedog" yang diangkat dalam alur cerita pendek ini.
Berkisah tentang tokoh utama Nayla dan Andra (seorang siswa baru di SMAN 36 XI-IPA) yang jatuh cinta pada pandangan pertama kepada tokoh Nayla yang mempunyai perangai yang baik dan wajah yang unyu-unyu. Dilain pihak, sahabat Nayla yang bernama Maya sebenarnya memendam cinta pada Andra yang lebih memilih Nayla dibandingkan Maya. Cerita cinta segitiga antara ketiganya : Nayla, Andra dan Maya membuat persahabatan Nayla dengan Maya renggang.
Cerita cinta segitiga mainstream dari cerpen "Persahabatan Seorang Gadis Batik Gedog" kira-kira seperti itu. Nah, yang membuat cerpen ini berbeda adalah diceritakan bahwa Nayla yang sederhana, yang mau menaiki sepeda untuk berangkat ke sekolah, dahulunya adalah anak seorang pengusaha batik gedog sukses yang mengalami kebangkrutan karena ulah orang curang. Kini ayah Nayla terbaring sakit dan Nayla meneruskan perjuangan untuk merintis usaha batik gedog dengan menjadi pembatik pada sebuah rumah produksi batik gedog Tuban. Karena kesibukannya belajar dan membatik inilah, Nayla tak sempat memikirkan kehidupan remaja yang penuh dengan hang out, pacaran dan lain sebagainya. Penasaran dengan kelanjutan kisahnya? Just click this text bro \m/ Penasaran dengan Batik Gedog? This click one \m/
Tips Menulis : Tulis Saja!
Posted by : Ahmad Mu'azim Abidin on :Jumat, 12 Juli 2013 1 comments
Menulis adalah kegiatan menuangkan gagasan dalam bentuk teks. Menulis bisa dilakukan dimana saja, menulis dikertas? Bisa, dan sudah menjadi kebiasaan kita sejak usia playgroup atau taman bermain. Menulis dimeja, kursi, tembok? Hehehe... Itu juga dinamakan menulis, namun lebih sering dinamakan sebagai mencoret-coret. Dan menulis yang paling keyen (keren) saat ini adalah menulis pada Blog.
Kegiatan menuangkan gagasan kedalam bentuk teks merupakan kegiatan yang positif untuk dilakukan yang bisa menjadi sarana kita dalam mempermudah mengingat suatu hal dengan menuliskannya dalam bentuk teks. Dengan menulis, ide/gagasan tidak hanya melintas dalam kepala lalu hilang begitu saja. Namun sesuatu yang kita tulis akan abadi! Ingat, sesuatu yang kita tulis akan abadi!
Coba ingat-ingat kembali tulisan apa saja yang sudah kita tulis pada saat usia TK, SD, SMP. Apa kita masih ingat dengan tulisan-tulisan yang kita tulis pada masa-masa itu? Saya jamin tidak akan ingat, kalaupun ingat paling juga hanya sedikit saja ( surat cinta untuk pacar diantaranya :D ). Coba tengok buku-buku tempat kita menuliskan tulisan saat itu. Tulisan-tulisan kita masih ada dan akan mengingatkan kita kisah dibalik tulisan-tulisan yang sudah kita buat pada buku-buku usang masa lalu kita. Maka mulailah menulis! Yang sudah giat menulis, lebih giat lagi menulis. Yang belum punya niat menulis, mulailah untuk niat menulis.
Tapi masalahnya adalah terkadang banyak diantara kita yang tidak tahu mau menulis apa. Ada ide namun tidak bisa menuangkannya dalam kata-kata. Bisa menuangkannya dalam kata-kata namun takut mendapat ejekan (bahasa halusnya kritikan) dari pembaca. Wis mboh, pokok'e takut memulai menulis.
Satu tips yang mungkin bisa membantu mengatasi ketakutan kita dalam menulis adalah...
TULIS SAJA!
Tulis saja gagasan yang kita punya. Masalah ada ejekan atau kritikan, nanti seiring berjalannya waktu dan terbiasa dalam menulis pasti akan merasa kalau ejekan atau kritikan adalah faktor X yang harus kita alami sebelum terbiasa menulis. Faktor X yang menjadi suplemen bagi kita agar lebih semangat dan lebih baik lagi dalam menulis.
![]() |
Menulis Yuk!! Agar gagasan kita tidak hanya berlalu begitu saja. |
Selamat menulis! Selamat ngeBlog Blogger Tuban!
Tempat Wisata Asyik di Kabupaten Tuban
Posted by : Ahmad Mu'azim Abidin on :Senin, 10 Juni 2013 4 comments
Bumi Wali (ada juga yang menyebut Bumi Ronggolawe) yang berada dipinggir pantai utara Jawa dan memiliki akses jalan yang mulus hampir pada semua jalanannya mempunyai beragam tempat wisata asyik yang bisa menjadi tujuan ketika berwisata di Bumi Wali Kabupaten Tuban.
Kenapa asyik? Karena banyak spot yang bisa dipergunakan untuk berwisata. Selain itu, akses jalan untuk menuju ke tempat wisata sudah diaspal "mulus" sehingga akan memudahkan ketika ingin berwisata ke beberapa tempat wisata di Kabupaten Tuban.
Beberapa dari tempat wisata asyik di Kabupaten Tuban menawarkan keindahan alam pantai utara dan beberapa lainnya menawarkan keindahan hutan alam dan budaya. Langsung ke Te Ka Pe...
1. Masjid Agung Tuban
Masjid Agung Tuban berada satu kompleks dengan tempat wisata Makam Sunan Bonang, Alun-alun Tuban, Museum Kambang Putih dan Pantai Boom. Tempat wisata yang satu ini sudah pasti tidak akan pernah terlewatkan oleh para peziarah maupun para wisatawan karena arsitektur bangunannya yang megah.
Masjid Agung Tuban tampak depan. |
2. Makam Sunan Bonang
Berada dibelakang Masjid Agung Tuban, Makam Sunan Bonang adalah salah satu tempat wisata religi di Kabupaten Tuban yang sering dikunjungi oleh peziarah dari seluruh Indonesia. Sunan Bonang adalah salah satu dari sembilan wali (wali songo) yang menyebarkan ajaran agama Islam di Pulau Jawa.
Berada dibelakang Masjid Agung Tuban, Makam Sunan Bonang adalah salah satu tempat wisata religi di Kabupaten Tuban yang sering dikunjungi oleh peziarah dari seluruh Indonesia. Sunan Bonang adalah salah satu dari sembilan wali (wali songo) yang menyebarkan ajaran agama Islam di Pulau Jawa.
![]() |
Cungkup Makam Sunan Bonang. |
3. Museum Kambang Putih
Museum Kambang Putih mempunyai beragam koleksi benda purbakala yang ditemukan di Kabupaten Tuban serta beberapa koleksi benda budaya yang ada di Kabupaten Tuban. Koleksi terbaru Museum Kambang Putih adalah koleksi tentang grup band Koes Plus bersaudara.
Museum Kambang Putih mempunyai beragam koleksi benda purbakala yang ditemukan di Kabupaten Tuban serta beberapa koleksi benda budaya yang ada di Kabupaten Tuban. Koleksi terbaru Museum Kambang Putih adalah koleksi tentang grup band Koes Plus bersaudara.
Museum Kambang Putih Tuban. |
4. Alun-alun Tuban
Alun-alun Tuban biasanya akan ramai pada malam hari, pada malam hari banyak masyarakat sekitar yang datang ke Alun-alun Tuban untuk menikmati malam diarea terbuka di Alun-alun Tuban.
![]() |
Alun-alun Kota Tuban, suasa siang hari. |
5. Pantai Boom
Berada di arah utara dari Alun-alun Tuban, tempat wisata Pantai Boom menawarkan keindahan pesona pantai utara Jawa yang dikemas dalam sebuah tempat wisata dengan jalan setapak yang menjorok -+ 800 meter ke tengah laut.
![]() |
Pemandangan dari pintu gerbang Pantai Boom Tuban. |
6. Pantai Cemara
Pantai Cemara berada dekat dengan terminal baru / terminal wisata Kambang Putih Kabupaten Tuban. Pantai Cemara menyuguhkan eksotisme pantai utara Jawa dengan ratusan Pohon Cemara dipinggir pantai yang meneduhkan.
![]() |
Pantai Cemara Tuban, berteduh dibawah rindangnya Pohon Cemara. |
7. Pantai Kelapa
Berada di Panyuran (sekitar -+ 2 km arah timur dari Alun-alun Tuban), Pantai Kelapa menyuguhkan pemandangan pantai utara Jawa dengan ratusan Pohon Kelapa dipinggir pantainya. Pantai yang satunya penuh dengan Pohon Cemara, yang ini penuh dengan Pohon Kelapa.
Berada di Panyuran (sekitar -+ 2 km arah timur dari Alun-alun Tuban), Pantai Kelapa menyuguhkan pemandangan pantai utara Jawa dengan ratusan Pohon Kelapa dipinggir pantainya. Pantai yang satunya penuh dengan Pohon Cemara, yang ini penuh dengan Pohon Kelapa.
![]() |
Deretan Pohon Kelapa di Pantai Cemara Tuban. |
8. Terminal wisata Kambang Putih
Terminal wisata Kambang Putih di daerah Kecamatan Jenu, didalamnya terdapat area bermain dan kolam renang. Terminal wisata Kambang Putih juga sering disebut oleh masyarakat sekitar dengan sebutan TWT.
![]() |
Terminal wisata Tuban tampak depan dimalam hari. |
9. Klenteng Kwan Sing Bio
Klenteng Kwan Sing Bio berada dekat dengan alun-alun Tuban (arah barat -+ 800 meter). Klenteng yang megah dengan ikon Kepiting raksasa pada pintu gerbangnya ini mengarah tepat ke arah pantai utara Jawa. Klenteng Kwan Sing Bio sangat megah dan menghadirkan suasana Negeri China yang bisa dinikmati di Kabupaten Tuban.
![]() |
Ikon Kepiting raksasa Klenteng Kwan Sing Bio Tuban. |
10. Pemandian alam Bektiharjo
Pemandian alam Bektiharjo menawarkan wisata alam dari sumber mata alami. Pemandian alam Bektiharjo berada -+ 5 km arah tenggara dari pusat Kota Tuban. Pada bulan tertentu, pemandian alam Bektiharjo dijadikan sebagai tempat dilaksanakannya ritual adat masyarakat sekitar.
![]() |
Kolam wisata pemandian alam Bektiharjo Tuban. |
Kesepuluh daftar tempat wisata asyik di Kabupaten Tuban pada daftar diatas hanya sebagian kecil dari tempat wisata di Kabupaten Tuban yang bisa dijadikan tujuan untuk menghabiskan akhir pekan atau liburan bersama keluarga dan orang tercinta (masih ada Goa Akbar, Goa Ngerong, Goa Putri Asih dan banyak lagi lainnya). Selamat hari senin dan selamat beraktivitas.
*Sumber gambar : Google, Blogspot.
*Sumber gambar : Google, Blogspot.
Aksi Massa Membakar Bis - Ada Apa Ini?
Posted by : Ahmad Mu'azim Abidin on :Selasa, 04 Juni 2013 0 comments
Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban membara. Kemarin, sebuah bis penumpang dibakar massa di Jalur Pantura KM. 38, Dusun Mamer, Desa Margosoko, Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban. Satu pleton pasukan pengendali massa (Dalmas) Polres Tuban diterjunkan ke lokasi kejadian untuk menghindari aksi massa yang lebih beringas.
Sumber gambar : seputartuban.com. |
Sudah benarkah apa yang dilakukan sebagian saudara kita yang berada di Desa Margosoko, Kecamatan Bancar dengan membakar bis yang menabrak warga setempat ini? Atau, setujukah kita dengan aksi sepihak massa dengan membakar bis ini? Sebagian dari kita mungkin akan setuju dan sebagian lainnya mungkin tidak akan setuju.
Jika setuju :
- Selama ini terkesan jalur Pantura dijadikan sebagai jalur yang dikuasai kendaraan (bis) besar yang sering kebut-kebutan dan membahayakan pengendara kendaraan (terutama kendaraan kecil) lainnya.
- Kondisi jalur Pantura yang akhir-akhir ini sering macet, rusak dan masalah lainnya yang belum dituntaskan oleh pemerintah. Secara langsung maupun tidak langsung membuat masyarakat sekitar jalur Pantura merasa geram dan menunggu datangnya solusi melepas kegeraman itu. Salah satunya dengan aksi massa.
- Ketidak percaya-an masyarakat kepada aparat penegak hukum serta kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap proses hukum di Kabupaten Tuban. Aparat Kepolisian selama ini terkesan negatif dimata masyarakat karena kebiasaan (tilang yang mengada-ada, mempersulit pembuatan SIM, pelayanan yang kurang prima, dll) pihak Kepolisian yang buruk.
Jika tidak setuju :
- Ini negara hukum Bung!!! Memang begitulah sebenarnya bahwa Negara Indonesia, dan Kabupaten Tuban yang berada dalam lingkupnya adalah kesatuan negara hukum. Negara yang segala sesuatunya sudah diatur dalam hukum yang berkeadilan. Biarkan kasus kecelakaan lalu lintas ditangani dengan penegakan hukum. Bukan dengan hukum rimba!
- Percayalah pada penyelesaian kasus kecelakaan oleh pihak Kepolisian. Meskipun sulit untuk melakukan hal ini terkait track record buruk pihak Kepolisian. Tapi hanya itulah yang bisa kita lakukan sebagai masyarakat di negara hukum dan taat hukum.
Mungkin banyak lagi alasan lainnya untuk setuju atau tidak setuju dengan aksi massa di Desa Margosoko, Kecamatan Bancar yang membakar bis pelaku kecelakaan lalu lintas. Terlepas dari benar atau salah apa yang dilakukan oleh saudara kita tersebut, dibutuhkan kesinkronan dari berbagai pihak agar tidak ada lagi aksi massa serupa diwaktu mendatang dan tercipta Tuban yang tenang, damai dan tentram. Semoga.
Wisata Air Terjun Nglirip Singgahan Tuban
Posted by : Ahmad Faza on :Senin, 20 Mei 2013 0 comments
Wisata air terjun yang berada di kecamatan singgahan tuban ini sangat indah dan cantik, kalau masyarakat daerah setempat menyebutnya wisata Air Terjun Nglirip. Kebanyakan para pengunjung bukan hanya masyarakat lokal melainkan berbagai kota sering berkunjung misalnya warga Bojonegoro dan warga Cepu. Keberadaan Wisata Air Terjun Nglirip ini lumayan jauh dari kota kabupaten yakni ± 35 KM arah barat daya, lebih detailnya berada di Dusun Jojogan, Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban, Propinsi Jawa Timur.Peta dan Koordinat GPS: 6°58'6"S 111°47'38"E
Rute dari Bojonegoro : Setelah tiba dari bojonegoro silahkan mencari rute ke arah jatigoro, kalau dari surabaya cari arah jatirogonya lewat terminal bojonegoro, lurus terus sampai ketemu pasar kecamatan singgahan, setelah itu pelan-pelan sampai ketemu smpn 1 singgahan nanti ketemu perempatan anjlok belok kanan ke arah montong, nanti ketemu makam mbah jabbar. silahkan parkir disitu.
Rute Montong : Yaitu naik angkutan umum dari terminal Tuban dengan jurusan Montong, yang kemudian dari Montong dilanjutkan dengan naik kendaraan jurusan Jojogan. “Nglirip” terletak antara Montong – Jojogan, sehingga pengunjung dapat langsung melihatnya dari jalan raya jika melewati rute ini.
Rute Singgahan : Yaitu dari Terminal Tuban naik bis jurusan Jatirogo, bis ini akan transit di terminal Kab. Bojonegoro yang kemudian dilanjutkan ke tujuan utama, Jatirogo. Jika pengunjung memilih rute ini, silahkan turun di pertigaan “Warung Anjlok” – Jojogan. Dari sini, Nglirip hanya berjarak kurang dari satu kilo meter. Jika anda tidak malas, silahkan jalan kaki menikmati alam menuju wisata nglirip kalau ingin naik angkutan silahkan naik angkutan jurusan montong.
Sesampai di Wisata Air Terjun Nglirip ini mata anda akan di manjakan dengan pemandangan yang keren dan alami. Di area Wisata Nglirip ini banyak warga yang berjualan rujak. Rujak pedas ala Wisata Nglirip akan terasa nikmat banget sambil menikmati air terjun apalagi di makan setelah bermain air dibawah air terjun nglirip.
A photo posted by Ahmad Faza (@ahmadfazacom) on
Banyak mitos yang dipercaya masyarakat sekitar Wisata Air Terjun Nglirip. Ada yang mengatakan air terjun ini adalah tempat orang sakti bersemedi dan ada yang mengatakan tempatnya Putri Nglirip yang sedang mandi dan konon katanya kalau cuci muka atau mandi di Air Terjun Nglirip membuat awet muda. Boleh percaya atau tidak dengan mitos ini.
Mitos dan lainya mengenai Wisata Air Terjun Nglirip hanyalah tahayul belaka. Boleh percaya atau tidak, yang penting niat di Wisata Air Terjun Nglirip untuk liburan dan tidak berbuat yang merusak tempat wisata atau membuat masalah di tempat wisata.
Selamat menikmati Wisata Air Terjun Nglirip - Singgahan, Tuban guys....
A photo posted by N Endah W (@endahwidoo) on
A photo posted by Dimas Novandias (@dimas_nov) on
A photo posted by Riski Prastika (@riskiprastika) on
Sungai Bawah Tanah Gua Ngerong Dapat Cukupi Kebutuhan Listrik dan Air Warga Kecamatan Rengel-Grabagan
Posted by : Unknown on :Jumat, 17 Mei 2013 0 comments
Banyak yang belum mengetahui kalau
potensi hidrologi karst dapat digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik. Salah satu penelitian yang perlu mendapat
dukungan untuk dapat direalisasikan adalah penelitian skripsi sarjana Teknik
Elektro ITS, Anggie Priyowinata. Dari penelitian tersebut terungkap, sumber
daya hidrologi kawasan karst Tuban yang berada di Kecamatan Rengel, bisa digunakan untuk
mencukupi kebutuhan air bersih warga Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban serta kebutuhan listriknya melalui alat pembangkit listrik.
Pembangkit tenaga listrik yang dimaksud Anggie adalah pembangkit tenaga listrik berbasis pada teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Mikro Hidro mendapatkan energi dari aliran air yang memiliki perbedaan ketinggian tertentu. Energi tersebut dimanfaatkan untuk memutar turbin yang dihubungkan dengan generator listrik. Dengan konsep tersebut warga hanya membayar pemakaian debit air untuk bisa menikmati energi listrik. Berikut penuturan Anggie dalam publikasi penelitiannya.
Pembangkit tenaga listrik yang dimaksud Anggie adalah pembangkit tenaga listrik berbasis pada teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Mikro Hidro mendapatkan energi dari aliran air yang memiliki perbedaan ketinggian tertentu. Energi tersebut dimanfaatkan untuk memutar turbin yang dihubungkan dengan generator listrik. Dengan konsep tersebut warga hanya membayar pemakaian debit air untuk bisa menikmati energi listrik. Berikut penuturan Anggie dalam publikasi penelitiannya.
“PLTMH disini akan berperan ganda, jika pada siang hari listrik akan digunakan untuk pengairan penduduk sedangkan pada malam hari akan digunakan untuk penerangan penduduk yang belum teraliri listrik”.
Temuan tersebut dapat memecahkan
permasalahan warga Kecamatan Rengel pada saat ini yang belum banyak mengetahui
manfaat hidrologi sungai bawah tanah yang ada didaerahnya. Anggie membuka mata
publik bahwa hidrologi karst untuk rakyat bukan hanya sebagai monopoli dunia
indistri. Kesulitan Warga Kecamatan Rengel pada musim
kemarau yang membuat sengsara selama ini, dapat teratasi dengan
pemanfaatan air karst sebagai PLTMH.
Warga Kecamatan Rengel dan Grabagan tidak harus antri lagi berjam-jam untuk memperoleh air bersih. Selain harus antri, warga juga harus mengeluarkan uang ekstra untuk membeli air dan untuk membeli bahan bakar. Untuk mengatasi kesulitannya selama ini, warga Kecamatan Rengel menyedot air dari Sungai Ngerong yang jaraknya hampir 2 Km dari perumahan penduduk dengan mesin diesel. Bahkan untuk memperoleh air warga juga harus rela berjalan sejauh 2 km hingga 4 km.
Menurut Anggie, jika setiap tahun seperti ini, maka warga akan kesulitan air dari tahun ke tahun dan pendapatan warga akan berkurang untuk membeli air dimana 30 % warga Kecamatan Rengel dan Kecamatan Grabagan bermata pencaharian sebagai buruh tani. Selain sulit air, sebagian warga desa Rengel juga belum mendapat akses listrik dari PLN.
Disebutkan bahwa rasio elektrifikasi untuk kecamatan Rengel mencapai 47,90 % artinya separuh lebih rumah tangga yang belum teraliri listrik berada di Kecamatan Rengel.
Warga Kecamatan Rengel dan Grabagan tidak harus antri lagi berjam-jam untuk memperoleh air bersih. Selain harus antri, warga juga harus mengeluarkan uang ekstra untuk membeli air dan untuk membeli bahan bakar. Untuk mengatasi kesulitannya selama ini, warga Kecamatan Rengel menyedot air dari Sungai Ngerong yang jaraknya hampir 2 Km dari perumahan penduduk dengan mesin diesel. Bahkan untuk memperoleh air warga juga harus rela berjalan sejauh 2 km hingga 4 km.
Menurut Anggie, jika setiap tahun seperti ini, maka warga akan kesulitan air dari tahun ke tahun dan pendapatan warga akan berkurang untuk membeli air dimana 30 % warga Kecamatan Rengel dan Kecamatan Grabagan bermata pencaharian sebagai buruh tani. Selain sulit air, sebagian warga desa Rengel juga belum mendapat akses listrik dari PLN.
Disebutkan bahwa rasio elektrifikasi untuk kecamatan Rengel mencapai 47,90 % artinya separuh lebih rumah tangga yang belum teraliri listrik berada di Kecamatan Rengel.
Teknologi
PLTMH yang ditawarkan Anggie terisnpirasi dari penelitian LIPI. Potensi debit
air sungai bawah
tanah yang berada
di Goa Ngerong didapatkan dari hasil
penelitian oleh LIPI
(Lembaga Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ) pada tahun 2002 cukup besar,
yakni sekitar 773.6 l/detik yang berada dihulu sungai bawah
tanah sedangkan dipintu keluar goa debitnya mencapai 573.7 l/detik. Selain
menemukan potensi sungai bawah tanah tersebut, LIPI juga menemunkan air terjun bawah
tanah setinggi 5 meter.
Sketsa Sungai Bawah Tanah Gua Ngerong dan Konsep PLTMH. |
Download jurnal penelitian lengkapnya.
Foklore atau Cerita Rakyat tentang Pentingnya Konservasi Air Karst Kabupaten Tuban
Posted by : Unknown on :Kamis, 16 Mei 2013 3 comments
Tuban sebagai wilayah yang kaya air dan patut dilindungi keberadaannya lekat dengan nama Kota Tuban itu sendiri. Asal kata Kota Tuban ada yang menyebut berasal dari kata watu tiban (Tuban) dan Metu Banyu, keluar air (Tuban). Dua kepanjangan kata Tuban baik watu tiban dan metu banyu semuanya mengandung makna bahwa Tuban kaya air. Makna Tuban adalah daerah yang sangat kaya kandungan air dan jauh dari konotasi yang menstereotifkan bahwa Tuban adalah daerah tandus dan rawan akan kekeringan. Kata watu tiban misalnya Watu adalah batuan/litologi; tiban adalah kedatangan, kemunculannya. Tuban wilayah yang kaya air namun keberadaannya tertutup oleh batu kapur. Air bisa didapat dengan proses penggalian sumur, rata-rata sumur di Tuban dangkal dengan kedalaman rata-rata 5-10 meter dengan air yang tidak pernah surut. Sedangkan metu banyu mempunyai pemaknaan yang hampir sama.
Foklore metu banyu diantaranya berasal dari cerita
legenda Sunan Bonang atau Syekh Maulana Makhdum Ibrahim. Berikut cerita foklore yang
beredar luas dari mulut ke mulut masyarakat :
“Sunan Bonang kedatangan ilmuan dari china yang berkeluh kesah kehilangan buku-buku ilmu pengetahuannya ketika dia berlayar di Tuban. Dengan sigap dan santun, Sunan Bonang menolong kedatangan tamu yang berziarah ke Tuban. Sunan Bonang yang dikenal memiliki sebuah karomah sebagai tanda kewaliannya (kekasih Allah) mengayunkan tongkatnya ke dalam tanah dekat pantai. Seketika itu buku-buku ilmu pengetahuan tamu Sunan Bonang dari negeri china tersebut keluar bersamaan dengan pancuran air. Berkat tanah yang keluar air tersebut sekarang dikenal sebagai Sumur Srumbung yang berlokasi dekat pantai boom tuban”
![]() |
Mata air sungai bawah tanah yang tertutup batuan gamping, terancam kelestariannya. Debit air telah berkurang 25%, hal ini akibat penambangan kapur untuk semen yang tak perhatikan konservasi air |
Foklore atau cerita rakyat tentang Sunan Bonang dan tongkatnya yang mengeluarkan air tersebut mempunyai makna Tuban adalah daerah yang kaya air. Namun untuk dapat mengekplorasi bagaimana sistem hidrologi air tersebut diperlukan ilmu pengetahuan. Sistem hidrologi air yang komplek tersebut harus hati-hati memanfaatkannya, butuh pengetahuan yang cukup. Penggunaan air harus digunakan secukupnya, agar sumber daya air Tuban bisa dimanfaatkan oleh generasi mendatang. Pengeboran air tanah dengan tongkat Sunan Bonang tersebut digunakan untuk menolong orang yang butuh air.
Demikian pula berkembang cerita legenda dari daerah Sidomukti, Kecamatan Brondong yang dulunya bagian wilayah Tuban sekarang masuk Kabupaten Lamongan. Berkembang cerita rakyat tentang lagenda Mpu Supo :
“Cerita diawali dengan perjalanan Mpu Supo yang sedang mencari saudaranya. Disuatu desa, Mpu Supo bertemu dengan Mpu Suro yang mengaku sebagai saudara. Mpu Supo meragukannya,dan mengajak beradu kesaktian. Dikatakannya, bila Mpu Suro dapat menandingi kesaktianya, Mpu Suro diaku sebagai saudara. Adu kesaktian Ini diawali dengan memijat Wesi Aji menjadi sebilah keris.Ternyata kedua orang tersebut berhasil membuat sebilah keris, sehingga pertandingan dilanjutkan dengan perkelahian yang berakhir sama kuat.Mpu Supo yang merasa lebih tua mengajak bertanding mengangkat batu yang bernama Watu Celeng yang kebetulan terdapat didekat arena. Mpu Suro mampu mengangkat batu, namun ketika meletakan kembali telah menutup satu-satunya sumber mata air tawar didesa ini. Lokasi sumber air yang tertutup di beri nama Sendang Watu Celeng dan desa ajang perkelahian diberi nama Petcakaran. Berarti pet sebagai mampetnya air, dan cakaran sebagai cakar-cakaran atau berkelahi.”
Legenda Mpu Supo dan mampetnya air mengingatkan pada potensi konflik penggunaan air bersih. Untuk menghindari konflik tersebut, sumber daya air harus tetap ditutup atau dimapetkan dengan batu.
Demikian pula cerita rakyat mengenai berandal lokajaya yang tak lain adalah Putra Bupati Tuban. Berandal lokajaya yang kemudian dikenal sebagai raden Sahid menghadang Sunan Bonang untuk merampok. Namun Sunan bonang menunjukan sebuah pohon aren, yang buahnya berubah menjadi emas. Raden syahid langsung memanjat pohon aren yang ditunjuk sunan bonang. Namun, belum sampai bisa memtik buahnya, raden syahid terjatuh dan pingsan. Setelah siuman raden syahid meminta maaf kepada sunan bonang dan berniat berguru ke sunan bonang. Kemudian, Sunan bonang mengajak Raden Syahid menuju Sungai di daerah Sekardadi Kecamatan Jenu. Di sana, beliau menjaga tongkat Sunan Bonang yang ditancapkan pada sebuah batu. Anehnya, beliau tertidur selama 2 tahun. setelah sadar, Raden Syahid diberi pakaian dhalang oleh Sunan Bonang dan di Juluki Sunan Kalijaga, maksudnya Kali dalam bahasa Indonesia berarti sungai , dan Jaga dimaksudkan karena sudah menjaga tongkat Sunan Bonang.
Kekayaan sumber daya air di Tuban dapat ditemukan melalui studi tentang hidrologi air di kawasan karst. Berdasarkan penelitian, geospasial tuban adalah daerah penggunungan batu kapur kendeng utara. Bebatuan kapur tersebut menutup sumber daya air yang melimpah dengan aliran sungai bawah tanah yang tertutup batu kapur. Batuan kapur atau gamping cenderung tidak dapat menyimpan air dan hanya mampu meneruskan air sampai ke dalam tanah. Kemudian air terkumpul pada suatu sungai bawah tanah. Penelitian Bambang Sunarto, Balitbang SDA (2002) menyatakan Tuban kaya akan air yang tersimpan di bawah tanah dengan sistem hidrologi kawasan karst. Sumber mata air besar dan berlimpah terdapat di mata air karst yang muncul dipermukaan seperti Goa Srunggo, Merakurak, dan Goa Ngerong di Kecamatan Rengel. Bahkan aliran sungai bawah tanah yang mengalir secara deras dapat dijadikan pembangkit tenaga listrik yang sebagaian wilayah Tuban belum tersentuh layanan listrik. Penelitian tersebut dilakukan oleh Anggie Priyowinata Teknik Elektro, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Pesan cerita-cerita rakyat tersebut di atas agar setiap generasi Tuban bisa menggunakan air sebaik mungkin dan turut melestarikan keberadaaan. Ketahanan air sungai bawah tanah tergantung pada seberapa jauh kita bisa melestarikan daerah resapan air hingga bisa dilindungi disungai bawah tanah yang tertutup batu kapur. Faktor vegetasi tanah seperti kandungan kapur dan pepohonan menjadi penentu air dapat terlindung diperut Bumi Ronggolawe. Salah satu daerah resapan mata air Gos Srunggo di Kecamatan Merakurak adalah daerah yang kini digunakan untuk tambang semen massif dan ekploitatif. Penambangan kapur tersebut dapat berakibat air hujan tidak dapat meresap ke dalam tanah kawasan karst.